Rabu, 13 Juni 2012

Perangkat pembelajaran



http://www.sarjanaku.com/2011/07/rpp-berkarakter-sma-dan-silabus-kelas.html

dan 
 
http://yapono.com/mata-pelajaran-al-qur%E2%80%99an-hadist/

Selasa, 05 Juni 2012

PERJALANAN SANGAT LUAR BIASA



Karya : Abi Gandi

Menembus ketidakmungkinan manusia awalnya
Hanya sahabat-sahabat Rasulullah yang jujur yang dapat mempercayai perjalanan luar biasa itu
Suatu perjalanan luar biasa dan istimewa
Dan terbukti sains terlambat membuktikannya
Suatu perjalanan yang sangat luar biasa dan sangat istimewa karena Kudrat dan Iradah Allah SWT
Ya….Isra Mi’raj yang sangat luar biasa
Ya….Isra Mi’raj yang sangat istimewa
Ya…Isra Mi’raj yang sangat luar biasa dan sangat istimewa
Sholat wajib lima waktu adalah hadiah perjalanan sangat luar biasa itu
Tiang agama adalah hadiah perjalanan sangat istimewa itu
Agar umat Islam selalu menunaikannya
Dengan tujuan kokohnya tiang Agama Islam
Terhindar dari perbuatan keji dan mungkar
Dan tentunya menjadi umat yang sangat luar biasa dan sangat istimewa
Karena menunaikan ibadah sholat dari hadiah perjalanan sangat luar biasa dan sangat istimewa
Yang dilakukan oleh Rasulullah sangat luar biasa dan sangat istimewa
Rasulullah Muhammad SAW, atas Kudrat dan Iradah Allah SWT 

Kamis, 31 Mei 2012

Jodoh ku

Ya Allah..
Jika pendampingku tlah Engkau lahirkan
Gerakan hatinya tuk menujuku ,Pertemukanlah kami dlm sebaik-baiknya pertemuan tuk menuju Ridha-Mu..
Kerana Engkaulah yg berhak atas hati hamba2-Mu..
Dan Engkau jua yg kuasa membolak balikannya..

Ya Rabb,
bila dia jauh,dekatkanlah..
Eratkan hati kami dlm ikatan kerana-Mu ,tautkan hatiku dgn hatinya yg sama2 mengharap&mendamba sebuah keinginan menuju ridha-Mu..

Ya Allah...Yang Maha Pecinta
Pemilik cinta sejati ,Jikalau cintaku kau ciptakan untuk dia
Tabahkan hatinya..
Teguhkan imannya..
Tegarkan penantiannya..

Ya Rabb...Sang Pemilik Hati
Jikalau hatiku KAU ciptakan untuk dia ,Penuhi hatinya dg Kasih-Mu,Terangi langkahnya dengan Cahaya-Mu ,Limpahkan kelapangan dikalbunya dengan kesabaran,Temani dia dlm kesepian..

Ya Rabb,
Tiada tempat ku bersandar Selain pada-Mu,
Kutitipkan cintaku pada-Mu untuknya..
Kutitipkan sayangku pada-Mu untuknya..
Kutitipkan rinduku pada-Mu untuknya..
Mekarkan cintaku bersama cintanya..
Satukan hidupku & hidupnya dlm Cinta-Mu..

Ya Rabb....
Ku yakin bila saatnya sudah menghampiri,
Pasti kebahagiaan itu aku dapati..
Mohon beri aku kekuatan dan kesabaran dlm penantianku..

Ya ALLAH..
kirimkan dia yg dpt membawa kebaikan,
Baik bagi duniaku,akhiratku dan agamaku..
Agar kami sama2 berjamaah tuk tetap Menuju-Mu..
bimbinglah hati kami ,Kuatkan hati kami..
Penuhilah dengan Rahmat & kasih sayang-Mu..Aamiin ya Rabb...

Rabu, 04 April 2012

Didalam Masa Menantimu

Setiap aku datang disebuah undangan pernikahan aku slalu mendapati mempelai wanita begitu bahagia nampak dari senyumnya yg tulus dri hati,tak jarang mreka menangis sabagai ungkapan keharuan dan rasa syukur terhadap rahmat Allah yg begitu Indah

Dalam benakku pun berkata aku juga akan seperti mereka kelak ketika aku diposisi yang sama ,akupun pasti juga akan menitikan air mata karna Allah tlah memberi penyempurna Dienku yaitu hadirmu kelak

Sering dalam hati timbul pertanyan yg aneh akupun tak tau kenapa aku bisa seperti itu

Seperti Apakah Imamku ?

Apakah kelak Imamku hidungnya sepertiku ya ?

Apakah Imamku matanya sepertI mataku ya?

Apakah Imamku raut wajahnya sepertiku ya?

Tapi yang jelas pipiku lebih halus darinya karna aku seorang wanita dan akupun slalu berusaha menjaga wudhuku agar aura iman yang terpancar dari wajahku

Duhai Calon Imamku jangan heran klu sebelum bertemu dirimu aku menanyakan itu karna kata Ibu
Kalau jodoh kebanyakan mirip
Seperti pasangan lainya

Begitupula hatiku adalah cerminan dari hatimu bila aku baik pastilah engkau baik dan juga sebaliknya namun adaikan salah satu di antara kita Ada yang buruk mungkin aku atau dirimu mempunyai amanah yang lebih untuk membawa bahtera rumah tangga kita berlayar menuju pulau -pulau syurga

Duhai Engkau Calon Imamku
Itulah sedikit Critaku
Dalam Masa Menantimu

Salam Rinduku Untukmu ^_^

Rabu, 07 Maret 2012

Persiapan Sebelum Menikah


Terkadang ketika seseorang sudah ingin menikah banyak hal yang tidak ia perhatikan sebelum memutuskan untuk maju dalam sebuah proses mengkhitbah atau melamar...,

Apalagi jika seseorang belum terlalu mengenal calon yang ada di hadapannya..., Yang saya maksud di sini adalah seorang harus benar-benar berusaha untuk mencari tahu informasi yang cukup tentang calonnya... Sehingga ketika ia memutuskan untuk maju atau mundur di atas kejelasan dari informasi yang benar...

Dalam perkara ini manusia terbagi tiga kelompok :

1.Kelompok yang berlebih-lebihan, sehingga menerjang yang haram dengan dalih ingin mengenal lebih jauh tentang calonnya. Sehingga terjatuhlah dia kepada perkara yang haram, seperti pacaran, jalan bareng, berduaan dan perkara yang haram lainnya. Yang itu semua bukanlah jalan menuju untuk seseorang mengenal calonnya.

2.Kelompok yang meremehkan, hal ini kebanyakan didasari karena ketidaktahuan dalam masalah ini sehingga banyak yang dikemudian hari yang menyesal. Baik karena masalah fisiknya atau agamanya.

3.Kelompok yang ketiga yang berada di tengah-tengah, yang mereka terbimbing dengan ilmu, tidak berlebihan dan juga tidak meremehkan. Mereka berusaha mencari tahu tentang agama, sifat, tabiat dan akhlaq calonnya dengan cara-cara yang dibolehkan secara syar’i. Dan tidak “melewatkan” untuk melihat (nadhor) calonnya sebelum melamar.

Di antaranya perkara-perkara yang perlu diperhatikan sebelum anda melangkah adalah seperti apa yang akan saya sebutkan di bawah ini..

Pertama : Pastikan anda benar-benar tahu tentang agama dan fisik akhwat yang ingin anda lamar supaya anda tidak menyesal di kemudian hari.,
Agama adalah perkara yang sangat penting ketika seseorang ingin memilih pasangan hidupnya.., Maka seseorang harus benar-benar mencari tahu tentang agamanya, apakah agamanya benar-benar baik, sejauh mana dia melaksanakan perkara-perkara yang Allah wajibkan seperti shalat lima waktu, puasa dan kewajiban yang lainnya...

Atau sejauh mana dia semangat dalam menutut ilmu, ke mana ia belajar menuntut ilmu, sudah berapa lama ia mengenal dakwah yang haq ini , dan seterusnya dari hal-hal yang dapat kita gunakan untuk menyimpulkan baik dan tidaknya agama dan manhaj seseorang.., Begitu juga tentang wajah atau fisiknya, sudahkah anda mengutus orang yang anda percaya untuk melihatnya atau sudahkah anda melihatnya (nadhor). Dan hal-hal yang lain yang anda harus perhatikan... Terutama kebenaran informasi yang anda dapatkan dan sumber informasi yang memberikan informasi kepada anda....

Tanyakan kepada sumber infomasi atau wasilah anda, maaf umm (sesama akhwat) atau maaf akh (sesama ikhwan) antm mengenalnya sudah berapa lama, kenalnya atau ketemunya hanya sebatas di tempat ta’lim atau lebih dari itu, tanyakan lagi apakah anda pernah tinggal satu pondok atau satu rumah atau kos-kosan dengannya dan pertanyaan – pertanyaan yang lainnya..,

Yang mana dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, anda akan mengetahui sejauh mana pemberi informasi atau comblang mengenalnya. Ketika si pemberi informasi mengatakan orangnya baik agamanya dan anda tahu dia mengenal calon anda hanya sebatas ketemu di tempat ta’lim dan moment-moment tertentu maka anda bisa menilai kualitas kebenaran penilainnya tentang calon anda, dan begitu seterusnya...

Tentu berbeda ketika ada dua sumber informasi misalnya, keduanya sama-sama baru dua tahun mengenalnya, akan tetapi yang satu hanya sebatas ketemu di tempat ta’lim dan moment-moment tertentu dan yang satunya lagi pernah hidup bersamanya di satu pondok yang dari bangun hingga mau tidur ia bertemu dengannya..., Tentu kualitas dan sejauh mana kebenaran penilaian keduanyanya berbeda, walaupun sama-sama mengatakan baik agamanya... Kalau ternyata sumber informasi yang pertama yang hanya sebatas ketemu di tempat ta’lim mengatakan baik agamanya akan tetapi sumber informasi yang satu yang pernah hidup sepondok dengannya mengatakan tidak baik akhlaqnya. Maka anda bisa membandingkan mana yang lebih mendekati kebenaran dari kedua sumber informasi tersebut...

Perhatikalah hal ini wahai saudaraku.., Termasuk juga tentang keilmuan dan pemahaman agama sumber informasi anda... Karena pemahaman agama seseorang mempengaruhi cara menilai seseorang.... Barakallahu fikum...

Ada sebuah kisah yang menarik yang terkait dengan apa yang saya utarakan, semoga menjadi ibrah (pelajaran) bagi kita semua...
Ada seorang akhwat yang “menggugat” comblangnya yang bergelar LC dari Madinah (1) karena si akhwat merasa informasi yang didapatkan tentang baiknya agama suaminya ketika proses dulu tidak sesuai dengan kenyataan...

Wallahu ta’ala a’lam tentang apa sebenarnya permasalahannya, kemungkinan masalahnya adalah di antara apa yang telah saya utarakan di atas...
Inti yang ingin saya utarakan di sini adalah ketika seseorang ingin maju atau mundur dalam sebuah proses benar-benar di atas kejelasan informasi yang cukup tentang agama dan fisiknya...

Kedua : Teliti kembali kebenaran informasi yang anda dapatkan..,

Aku teringat seorang suami yang mengeluh kepada istrinya tentang banyak informasi yang tak sesuai ketika dalam proses mereka berdua..., Istrinya menjawab, dulu ketika wasilahnya ditanya, afwan umm ikhwannya tanya apa, wasilahnya menjawab (karena merasa sangat kenal dengannya), “Sudah gampang biar nanti saya yang ngasih tahu informasi tentang anti (kamu).” Kesalahan dari seorang wasilah (comblang) dengan tidak mengecek lagi kebenaran informasi yang ia sampaikan terkadang sangat fatal akibatnya..

Tergantung sebesar apa informasi yang ia sampaikan menjadi sebab maju atau mundurnya seseorang dalam sebuah proses.
Kalau seseorang tidak mengecek dan meneliti kembali informasi yang ia dapatkan, maka kesalahan wasilahnya akan berimbas buruk kepadanya...
Tapi harus diingat dengan cara yang baik atau dari jalan yang lain. Karena setiap wasilah (perantara/comblang) mempunyai aktivitas dan kesibukan yang berbeda-beda...

Mereka membantu seseorang sesuai dengan kemampuannya masing-masing..,
Dan jangan lupa di antara akhlak yang baik adalah kita mengetahui kebaikan dan membalas kebaikan orang yang berbuat baik kepada kita – ya Allah mudahkanlah kami untuk mebalas kebaikkan orang yang berbuat baik kepada kami – Amin...


Ketiga : Jangan lupa untuk meminta pertimbangan kepada orang yang berilmu (musyawarah) tentang hal ini, terkhusus ilmu yang berkaitan dengan apa yang kita bahas di dalam tema ini...

Mungkin anda melihat sesuatu tentang calon anda, baik itu yang sifatnya penilaian yang baik atau sebaliknya. Atau mungkin anda menilai sebaiknya tetap meneruskan proses yang sedang anda jalani atau malah sebaliknya. Atau anda merasa sampai di sini saja prosesnya karena mendapatkan ganjalan di tengah jalan dan dari perkara-perkara yang semisalnya...

Tetapi justru setelah anda meminta pertimbangan orang yang memiliki ilmu dalam masalah ini anda mendapatkan jawaban, saran atau solusi yang menyelisihi kesimpulan anda untuk maju atau mundur, meneruskan atau cukup sampai di sini saja. Perhatiakanlah hal ini wahai saudaraku...

Itulah keutamaan orang yang berilmu bisa melihat apa yang tidak kita lihat disebabkan ilmunya. Sehingga ia bisa memberikan pengarahan yang baik kepada anda. Ketimbang anda tidak meminta pertimbangan kepada orang yang berilmu.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.”

(Qs. Asy-Syura : 38)

Keempat : Berdoa kepada Allah...

Berdoa kepada Allah adalah sebuah ibadah yang sangat agung, sebab yang besar seseorang meraih apa yang ia inginkan...
Allah Ta’aala berfirman :

“ Dan apabila hamba – hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (Qs. al-Baqarah : 186)
“ Dan Rabbmu berfirman : ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Qs. al-Mukmin : 60)

Maka jangan lupakan berdoa, agar Allah memberi kemudahan kepada urusan kita...

Kelima : Jangan lupa shalat istikharah, kita serahkan urusannya sama Allah dengan disertai usaha yang maksimal..

Kebutuhan kita kepada Allah sangatlah besar di antaranya dengan melaksanakan shalat istikharah..., Ketika seorang hamba melakukannya menunjukkan kepercayaannya yang kuat kepada Allah, dan keterkaitan hatinya dengan apa yang ada di sisi-Nya serta ridha dengan segala keputusan-Nya...

Dari Jabir Radiyallahu ‘anhu menuturkan : “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah di dalam segala urusan kami, sebagaimana mengajari kami surat di dalam al-Qur’an, yaitu beliau bersabda :

‘Bila salah seorang di antara kalian mempunyai urusan maka shalatlah dua rakaat, lalu berdoalah : ‘Ya Allah, saya meminta dengan ilmu yang ada pada-Mu, pilihan yang terbaik bagiku, saya minta ditetapkannya urusanku ini, sesuai kehendak-Mu, saya memohon karunia-Mu yang Agung. Karena Engkaulah yang menetapkan sedang saya tidak bisa menetapkan. Engkau yang tahu sedang saya tidak tahu, Engkaulah yang Maha Tahu, tentang perkara-perkara ghaib. Wahai Allah, bila menurut-Mu urusan ini baik bagi diriku, agamaku, penghidupanku, dan juga baik akibat-akibatnya, (dalam riwayat lain disebutkan : di masa sekarang atau di kemudian hari) maka tetapkanlah hal itu untukku. Namun, bila menurut-Mu urusan ini jelek bagi diriku, agamaku, penghidupanku, dan juga jelek akibat-akibatnya, (dalam riwayat lain disebutkan : di masa sekarang atau di kemudian hari) maka jauhkanlah hal itu dariku dan jauhkanlah aku dari hal itu. Tetapkanlah selalu kebaikkan untukku apapun keadaannya, lalu jadikanlah aku ridha kepadanya. Setelah membaca doa itu hendaklah ia menyebutkan keperluannya.’”

(HR. Bukhari).

Itulah di antara perkara yang harus diperhatikan ketika seseorang ingin melanjutkan proses yang sedang ia jalani. Semoga Allah memudahkan urusan kita semua. wa’allahu a’lam bis shawwab

Sabtu, 18 Februari 2012

KRITERIA MEMILIH PASANGAN HIDUP

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

ألسـلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Dalam menentukan kriteria calon pasangan, Islam memberikan dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Masalah yang pertama 

Masalah yang pertama adalah masalah yang terkait dengan standar umum. Yaitu masalah agama, keturunan, harta, dan kecantikan. Masalah ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dalam haditsnya yang cukup masyhur. Dari Abi Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Wanita itu dinikahi karena empat perkara,yaitu ;

1} karena hartanya,

2} karena keturunannya,

3} karena kecantikannya, dan

4} karena agamanya.

Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama,insya ALLAH engkau akan beruntung dunia akhirat.”
(HR. Bukhari, Muslim).

Masalah agama, Rasulullah memang memberikan penekanan yang lebih, sebab memilih wanita yang sisi keagamaannya sudah matang jauh lebih menguntungkan ketimbang istri yang kemampuan agamanya masih setengah-setengah. Sebab, dengan kondisi yang masih setengah-setengah itu, berarti suami masih harus bekerja ekstra keras untuk mendidik. Itupun kalau suami punya kemampuan agama yang lebih. Tetapi kalau kemampuannya pas-pasan, maka mau tidak mau suami harus ‘menyekolahkan’ kembali istrinya agar memiliki kemampuan dari sisi agama yang baik. Yang dimaksud dengan sisi keagamaan bukan pada luasnya pemahaman agama atau fikrah saja, tetapi juga mencakup sisi kerohaniannya (ruhiyah) yang idealnya adalah tipe seorang yang punya hubungan kuat dengan Allah SWT.

Secara rinci kriteria yang baik antara lain : Aqidahnya kuat, Ibadahnya rajin, Akhlaqnya mulia, Pakaiannya dan dandanannya memenuhi standar busana muslimah, Menjaga kohormatan dirinya dengan tidak bercampur baur dan ikhtilath dengan lawan jenis yang bukan mahram, Tidak bepergian tanpa mahram/ pulang larut malam, Fasih membaca Al-Qur’an Al-Karim, Ilmu pengetahuan agamanya mendalam, Aktifitas hariannya mencerminkan wanita shalilhah, Berbakti kepada orangtuanya serta rukun dengan saudaranya, Pandai menjaga lisannya, Pandai mengatur waktunya serta selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya, Selalu menjaga diri dari dosa-dosa meskipun kecil, Pemahaman syari’ahnya tidak terbata-bata, Berhusnuzhan kepada orang lain, ramah, dan simpatik.

Sedangkan dari sisi nasab atau keturunan, merupakan anjuran bagi seorang muslim untuk memilih wanita yang berasal dari keluarga yang taat beragama, baik status sosialnya, dan terpandang di tengah masyarakat. Dengan mendapatkan istri dari nasab yang baik, akan lahir keturunan yang baik pula. Sebab, mendapatkan keturunan yang baik itu bagian dari perintah agama. Sebaliknya, bila istri berasal dari keturunan yang kurang baik nasab keluarga, seperti penjahat, pemabuk, atau keluarga yang berantakan, maka semua itu akan berpengaruh pada jiwa dan kepribadian istri. Padahal nantinya peranan istri adalah menjadi pendidik bagi anak. Apa yang dirasakan oleh seorang ibu pastilah akan langsung tercetak begitu saja kepada anak. Pertimbangan memilih istri dari keturunan yang baik ini bukan berarti mengharamkan menikah dengan wanita yang kebetulan keluarganya kurang baik. Sebab, bukan hal yang mustahil bahwa sebuah keluarga akan kembali ke jalan Islam yang terang dan baik. Namun masalahnya adalah pada seberapa jauh keburukan nasab keluarga itu akan berpengaruh kepada calon istri. Tidak jarang butuh waktu yang lama untuk menghilangkan cap yang terlanjur diberikan masyarakat. Maka bila masih ada pilihan lain yang lebih baik dari sisi keturunan, seseorang berhak untuk memilih istri yang secara garis keturunan lebih baik.

2. Masalah yang Kedua

Masalah kedua terkait dengan selera subjektif seseorang terhadap calon pasanan hidupnya. Sebenarnya hal ini bukan termasuk hal yang wajib diperhatikan, namun Islam memberikan hak kepada seseorang untuk memilih pasangan hidup berdasarkan subjektifitas selera setiap individu maupun keluarga dan lingkungannya. Intinya, meskipun dari sisi yang pertama tadi sudah dianggap cukup, bukan berarti dari sisi yang kedua bisa langsung sesuai. Sebab masalah selera subjektif adalah hal yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Karena terkait dengan hak setiap individu dan hubungannya dengan orang lain. Sebagai contoh adalah kecenderungan dasar yang ada pada tiap masyarakat untuk menikah dengan orang yang sama sukunya atau sama rasnya. Kecenderungan ini tidak ada kaitannya dengan masalah fanatisme darah dan warna kulit, melainkan sudah menjadi bagian dari kecenderungan umum di sepanjang zaman. Dan Islam bisa menerima kecenderungan ini meski tidak juga menghidup-hidupkannya. Sebab bila sebuah rumah tangga didirikan dari dua orang yang berangkat dari latar belakang budaya yang berbeda, meski masih seagama, tetap saja akan timbul hal-hal yang secara watak dan karakter sulit dihilangkan. Contoh lainnya adalah selera seseorang untuk mendapatkan pasangan yang punya karakter dan sifat tertentu. Ini merupakan keinginan yang wajar dan patut dihargai. Misalnya seorang wanita menginginkan punya suami yang lembut atau yang macho, merupakan bagian dari selera seseorang. Atau sebaliknya, seorang laki-laki menginginkan punya istri yang bertipe wanita pekerja atau yang tipe ibu rumah tangga. Ini juga merupakan selera masing-masing orang yang menjadi haknya dalam memilih. Islam memberikan hak ini sepenuhnya dan dalam batas yang wajar dan manusiawi memang merupakan sebuah realitas yang tidak terhindarkan.